Sabtu, 07 Januari 2012

TUNTUNAN PITRA YAJNA ( NGABEN )

Satu alinea dari YAJUR WEDA XX.25 terkutip : SRADDHAYAM SATYAM APYATI, yang artinya Dengan Sraddha manusia mencapai SATYAM atau TUHAN.
Rasa keyakinan keikhlasan atau sraddha pada hakikatnya harus ditumbuhkan dan dibina seutuhnya atas dasar tattwanya Agama Hindu yaitu PANCA SRADDHA dengan penjabaran :
  1. Yakin dan percaya dengan adanya Tuhan
  2. Yakin dan percaya dengan adanya Roh atau Atma
  3. Yakin dan percaya dengan adanya Karmaphala
  4. Yakin dan percaya dengan adanya Punarbhawa
  5. Yakin dan percaya dengan adanya Moksa
Berkaitan dengan keyakinan dan rasa percaya akan adanya Roh atau Atma, yaitu roh atau atma para leluhur dari bapak, ibu, kakek, nenek dan seterusnnya dalam garis vertikal, yang mana semasih hidupnya sangat besar pengabdiannya kepada keturunan yang ditinggalkannya.
Tugas atau pengabdiannya dalam mengusahakan kejagadhitayan, yaitu mewujudkan kemakmuran kehidupan, mengarahkan putra-putrinya dalam pendidikan ke jalan yang benar, melaksanakan ajaran SUTA KIRTYA demi sebuah harapan, agar sang anak bisa berpredikat SUPUTRA.
Dalam hal ini sebuah acuan kami angkat dari salah satu syair wacana SANG SUTA SOMA yang berbunyi : KALAWAN TA YEKA HANA DHARMA WACANA SUTA KIRTYA RING JAGAT. TALAGADIKUPA SURAYAJNA JANA YASA KASOR TEKAP NIKA. APAYAN WENANG GUMAWY ANG KRIYA SAGUNANING ATMAJOTAMA. KARUHUN KASANGKALA NIKANG BAPA BIBI YA LEPAS NIRATMAKA.
Yang artinya :
Lagi pula kebenaran dakwah Agama tentang mengayomi mendidik anak dalam kehidupan di dunia sangatlah mulia. Membangun telaga, sumur, melaksanakan yajna kepada para Dewa, yajna kepada sesama manusia, itu kesemuanya masih rendah pahalanya. Dengan demikian apa yang patut diusahakan ? Tiada lain hanya mengusahakan pendidikan anak agar berpredikat SUPUTRA, oleh karena seorang suputralah yang bisa melepaskan orang tuanya dari kesengsaraan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar